Di seluruh dunia, jumlah kasus hepatitis akut misterius yang diselidiki diantara kelompok anak anak telah mencapai angka 450. Hal ini disampaikan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa pada pekan lalu. Angka tersebut lebih dari dua kali lipat jumlah yang dilaporkan organisasi itu pada dua pekan lalu, dan secara signifikan lebih tinggi dari hitungan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 348 kasus.
Dikutip dari laman Senin (16/5/2022), kasus peradangan hati ini telah dilaporkan pada lebih dari 25 negara, meskipun mayoritas kasus berasal dari Inggris yakni sekitar 160 dan Amerika Serikat (AS) sekitar 110. Sebagian besar anak anak yang mengalami penyakit itu berusia di bawah 5 tahun. Dari pasien AS, lebih dari 90 persen telah dirawat di rumah sakit dan 14 persen diantaranya telah menjalani transplantasi hati.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS pun kini sedang menyelidiki 5 kematian anak yang mungkin terkait. Terkait kemunculan penyakit hepatitis akut ini, pakar penyakit tidak yakin dengan apa yang ada di balik kasus ini, meskipun beberapa hipotesis mulai bermunculan. Teori utamanya adalah adenovirus, yang sering menyebabkan gejala seperti pilek atau flu hingga masalah perut.
CDC AS kemudian mengatakan pada Rabu lalu bahwa lebih dari setengah kasus di AS telah dites positif adenovirus. Begitu pula sekitar 72 persen kasus di Inggris dan 60 persen di seluruh Eropa. Kendati demikian, adenovirus biasanya jarang berdampak parah pada organ hati.
"Sampel jaringan dan hati yang baru baru ini diambil di Inggris tidak menunjukkan ciri khas yang mungkin terkait dengan peradangan hati karena adenovirus, namun kami sedang menunggu pemeriksaan biopsi lebih lanjut," kata Ilmuwan senior WHO, Dr. Phillipa Easterbrook pada Selasa lalu. Lalu apa yang menyebabkan kasus hepatitis berat ini? Secara umum, ada ratusan kemungkinan penyebab hepatitis, karena peradangan hati dapat disebabkan oleh racun, virus atau bahkan makanan dan air yang terkontaminasi.
Namun dalam kasus yang muncul baru baru ini, para ahli memperhatikan adenovirus tertentu, yakni tipe 41 yang telah diidentifikasi pada sebagian besar kasus di Eropa dan banyak kasus di AS. Perlu diketahui, adenovirus tipe 41 dapat menyebabkan penderitanya mengalami sakit perut, namun biasanya tidak terkait dengan hepatitis pada anak anak yang sedang dalam kondisi sehat. Seorang Ahli Penyakit Menular Pediatrik di University of Alabama di Birmingham, Dr Markus Buchfellner merupakan orang pertama yang memperhatikan pola yang tidak biasa dari hepatitis yang tidak dapat diketahui penyebabnya ini pada anak anak di AS dan melaporkannya ke CDC.
Ia dan para ahli lainnya hingga kini masih bertanya tanya terkait kemungkinan penerapan sistem penguncian (lockdown) pandemi yang menghasilkan pengurangan paparan adenovirus secara umum memicu anak anak lebih rentan terhadapnya. Namun para ahli juga tidak menutup kemungkinan bahwa virus corona (Covid 19) dapat menjadi kontributor yang mendasari, karena gelombang kasus hepatitis akut ini tampaknya telah muncul selama pandemi. "Itu salah satu pertanyaan terbesar yang belum terjawab," kata Buchfellner.
Namun tidak ada bukti bahwa virus corona secara langsung menyebabkan hepatitis pada anak anak. Di sisi lain, WHO juga melihat apakah infeksi Covid 19 sebelumnya, bahkan kasus ringan atau tanpa gejala dapat mendorong sistem kekebalan anak anak untuk bereaksi secara tidak normal terhadap adenovirus yang tidak berbahaya. "Fokus besar selama minggu depan benar benar melihat pengujian serologis untuk paparan sebelumnya dan infeksi Covid 19," tegas Easterbrook.
Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.