Pevoli Timnas putra Indonesia, Hernanda Zulfi akan bergabung dengan salah satu klub yang berkompetisi di Liga Vietnam. Pemain berposisi sebagai middle blocker ini mengaku tertantang untuk menjajal peruntungannya di kompetisi bola voli negara tetangga. Penampilan pemain Jakarta Pertamina Pertamax ini begitu memukau pada pagelaran SEA Games 2022 Vietnam.
Dia menjadi salah satu pemain yang tak tergantikan perannya dalam starting permainan skuat besutan Jeff Jiang. Puncaknya, Hernanda Zulfi dan kolega berhasil membawa pulang medali emas SEA Games 2022 setelah mengalahkan Vietnam 3 0, Minggu (25/5/2022). "Udah fix mas, tinggal tanda tangan saja. Jadi pas makan malam langsung dipanggil sama pelatih dan head coach nya (tim voli Vietnam)" buka Hernanda Zulfi, seperti yang dikutip dari YouTube Lifco Photograph.
Bukan kali pertama deretan pevoli Indonesia mulai go internasional. Sebelumnya sudah ada Rivan Nurmulki (Jepang), Farhan Halim (UEA) maupun Dony Haryono dan Rendy Tamamilang (Bahrain) yang menambah jam terbangnya di kompetisi bola voli mancanegara. Hernanda Zulfi tak ingin menyia nyiakan peluang mengapa menerima tawaran dari klub voli Vietnam.
"Jadi pas aja ya, lagian momen Covid juga lagi turun. Kompetisi di Indonesia (voli) juga lagi libur, pokoknya gas teruslah buat tambah pengalaman," terang quicker berpostur 198 sentimeter ini. Hernanda Zulfi menjadi bagian Timnas Indonesia kala menyabet medali emas beruntun dalam penyelenggaraan SEA games 2019 dan 2022. Perannya tergolong vital karena menjadi andalan dalam mendulang poin lewat smas smash kilatnya.
Middle blocker seperti yang diemban oleh Hernanda Zulfi merupakan posisi yang krusial, mengingat seorang pemain wajib memiliki stamina prima. Pasalnya, seorang quicker wajib 'naik' atau melakukan jumping entah itu bola diberikan oleh toser kepadanya atau tidak. Fungsi lain dari Quicker adalah untuk menjadi pengecoh pertahanan lawan dalam variasi serangan sebuah tim.
Permainan bola quick di voli sendiri bertumpu pada passing awal yang diberikan kepada setter. Jika umpan yang diberikan tidak nyaman, nyaris sulit untuk mengkreasikan variasi serangan yang bertumpu pada seorang quicker.